SIKLUS
PERKEMBANGAN BAYI
A.
Pengertian Bayi dan Perkembangan Bayi
Bayi merupakan
tahapan selanjutnya dari tahapan awal perkembangan manusia yang semula berasal
dari janin dan berkembang menjadi bayi. Di dalam tahapan ini bayi dalam kondisi
yang lemah dan serba tergantung pada orang tua atau pengasuhnya.
Perkembangan
bayi adalah suatu proses pematangan majemuk (komprehensif) yang berkaitan
dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi termasuk juga perubahan pada aspek
sosial dan emosional. Dalam perkembangan bayi meliputi 2 aspek, yaitu
aspek fisik dan non fisik.
B.
Perkembangan yang Terjadi pada Bayi
1.
Perkembangan Fisik
a.
Berat
Pada usia 4 bulan, berat bayi bertambah dua
kali lipat. Pada usia satu tahun berat bayi rata-rata tiga kali berat pada
waktu lahir. Peningkatan berat tubuh selama bayi disebabkan karena
peningkatan jaringan lemak.
b.
Otot dan Lemak
Urat otot berkembang lambat selama masa bayi.
Sebaliknya, jaringan lemak berkembang pesat, sebagian karena tingginya kadar
lemak di dalam susu yang merupakan bahan makanan pokok bagi bayi.
c.
Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam
gigi susu pada usia satu tahun dan enambelas pada usia dua tahun. Empat
gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama masa
kanak-kanak.
d.
Susunan Syaraf
Pada waktu lahir, berat otak adalah
seperdelapan berat total bayi. Pertambahan berat otak paling pesat pada usia
dua tahun.
e.
Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup
terkoordinasi untuk memungkinkan bayi melihat sesuatu secara jelas dan nyata
dan sel-sel kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan mereka melihat
warna. Pendengaran, penciuman, dan pengecapan terus berkembang pada masa bayi.
Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit karena tekstur kulit mereka yang tipis dank arena semua organ perasa yang berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa
sakit, dan suhu berkembang dengan baik.
2.
Perkembangan Berbicara
a.
Menangis
Tangisan bayi neonatal berangsur-angsur
berbeda sehingga pada minggu ketiga atau keempat dapat diketahui apa maksud
tangis bayi melalui nada, intensitas dan gerakan-gerakan badan yang
mengiringinya.
b.
Berceloteh
Berceloteh dimulai pada bulan kedua atau ketiga,
mencapai puncaknya pada delapan bulan dan kemudian berangsur-angsur berubah
menjadi bicara yang benar. Ocehan menghilang sama sekali pada saat masa bayi
berakhir
c.
Isyarat
Bayi menggunakan isyarat sebagai pengganti
bicara dengan maksud untuk menyampaikan gagasannya.
d.
Ungkapan-ungkapan emosi
Ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang
bermanfaat karena dua alasan. Pertama, karena bayi belum mempelajari
pengendalian emosi, maka mudahlah bagi orang lain untuk mengetahui emosi apa
yang mereka alami melalui ungkapan wajah dan badan. Kedua, bayi lebih mudah
mengerti orang lain melalui ungkapan wajah daripada melalui kata-kata.
3.
Perkembangan emosi
a. Kemarahan
Perangsang yang membangkitkan kemarahan bayi
adalah campur tangan terhadap gerakan mencoba-cobanya, menghalangi
keinginannya, tidak mengijinkannya mengerti sendiri, dan tidak
memperkenankannya melakukan apa yang ia inginkan. Tanggapan marah lazimnya dengan
menjerit, meronta-ronta, menendang kaki, mengibaskan tangan, dan memukul atau
menendang apa saja yang ada di dekatnya.
b. Ketakutan
Perangsang yang membangkitkan ketakutan bayi
kemungkinan besar adalah suara keras, ruang gelap, tempat tinggi dan binatang.
Tanggapan rasa takut pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhkan diri dari
perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan nafas.
c. Rasa ingin tahu
Bila rasa takut berkurang, akan diganti oleh
rasa ingin tahu. Bayi mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya melalui ekspresi
wajah, menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah. Apabila ada
barang baru di hadapannya, bayi akan menangkap barang yang membangkitkan rasa
ingin tahunya tersebut dengan cara memegang, membolak-balik, melempar, atau
memasukan ke mulutnya.
d. Kegembiraan
Kegembiraan dirangsang oleh kesenangan fisik.
Pada bulan kedua atau ketiga, bayi bereaksi pada orang yang
mengajaknya bercanda, menggelitik, mengamati, dan memperhatikannya.
Mereka mengungkapkan
rasa senang dengan tersenyum, tertawa, dan menggerakan lengan serta kakinya. Bila rasa
senang sangat besar, bayi berdekut atau bahkan berteriak dengan
gembira, dan semua gerakan tubuh menjadi makin intensif.
e. Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain,
mengurus kebutuhan jasmaninya, atau memperlihatkan afeksi akan
merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Bayi mengungkapkan
afeksinya dengan memeluk, menepuk, dan mencium barang atau
orang yang dicintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar