Sabtu, 21 Februari 2015

Perkembangan Bayi - Psikologi




SIKLUS PERKEMBANGAN BAYI

A.    Pengertian Bayi dan Perkembangan Bayi
Bayi merupakan tahapan selanjutnya dari tahapan awal perkembangan manusia yang semula berasal dari janin dan berkembang menjadi bayi. Di dalam tahapan ini bayi dalam kondisi yang lemah dan serba tergantung pada orang tua atau pengasuhnya.
Perkembangan bayi adalah suatu proses pematangan majemuk (komprehensif) yang berkaitan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi termasuk juga perubahan pada aspek sosial dan emosional. Dalam perkembangan bayi meliputi 2 aspek, yaitu aspek fisik dan non fisik.

B.     Perkembangan yang Terjadi pada Bayi
1.      Perkembangan Fisik
a.       Berat
Pada usia 4 bulan, berat bayi bertambah dua kali lipat. Pada usia satu tahun berat bayi rata-rata tiga kali berat pada waktu lahir. Peningkatan berat tubuh selama bayi disebabkan karena peningkatan jaringan lemak.
b.      Otot dan Lemak
Urat otot berkembang lambat selama masa bayi. Sebaliknya, jaringan lemak berkembang pesat, sebagian karena tingginya kadar lemak di dalam susu yang merupakan bahan makanan pokok bagi bayi.
c.       Gigi
Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan enambelas pada usia dua tahun. Empat gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama masa kanak-kanak.
d.      Susunan Syaraf
Pada waktu lahir, berat otak adalah seperdelapan berat total bayi. Pertambahan berat otak paling pesat pada usia dua tahun.


e.       Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk memungkinkan bayi melihat sesuatu secara jelas dan nyata dan sel-sel kerucut sudah berkembang baik untuk memungkinkan mereka melihat warna. Pendengaran, penciuman, dan pengecapan terus berkembang pada masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit karena tekstur kulit mereka yang tipis dank arena semua organ perasa yang berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa sakit, dan suhu berkembang dengan baik.
2.      Perkembangan Berbicara
a.       Menangis
Tangisan bayi neonatal berangsur-angsur berbeda sehingga pada minggu ketiga atau keempat dapat diketahui apa maksud tangis bayi melalui nada, intensitas dan gerakan-gerakan badan yang mengiringinya.
b.      Berceloteh
Berceloteh dimulai pada bulan kedua atau ketiga, mencapai puncaknya pada delapan bulan dan kemudian berangsur-angsur berubah menjadi bicara yang benar. Ocehan menghilang sama sekali pada saat masa bayi berakhir
c.       Isyarat
Bayi menggunakan isyarat sebagai pengganti bicara dengan maksud untuk menyampaikan gagasannya.
d.      Ungkapan-ungkapan emosi
Ungkapan emosi merupakan bentuk prabicara yang bermanfaat karena dua alasan. Pertama, karena bayi belum mempelajari pengendalian emosi, maka mudahlah bagi orang lain untuk mengetahui emosi apa yang mereka alami melalui ungkapan wajah dan badan. Kedua, bayi lebih mudah mengerti orang lain melalui ungkapan wajah daripada melalui kata-kata.
3.      Perkembangan emosi
a.   Kemarahan
Perangsang yang membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan terhadap gerakan mencoba-cobanya, menghalangi keinginannya, tidak mengijinkannya mengerti sendiri, dan tidak memperkenankannya melakukan apa yang ia inginkan. Tanggapan marah lazimnya dengan menjerit, meronta-ronta, menendang kaki, mengibaskan tangan, dan memukul atau menendang apa saja yang ada di dekatnya.
b.   Ketakutan      
Perangsang yang membangkitkan ketakutan bayi kemungkinan besar adalah suara keras, ruang gelap, tempat tinggi dan binatang. Tanggapan rasa takut pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhkan diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan nafas.
c.   Rasa ingin tahu
Bila rasa takut berkurang, akan diganti oleh rasa ingin tahu. Bayi mudah mengungkapkan rasa ingin tahunya melalui ekspresi wajah, menegangkan otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah. Apabila ada barang baru di hadapannya, bayi akan menangkap barang yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut dengan cara memegang, membolak-balik, melempar, atau memasukan ke mulutnya.
d.   Kegembiraan
Kegembiraan dirangsang oleh kesenangan fisik. Pada bulan kedua atau ketiga, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, menggelitik, mengamati, dan memperhatikannya. Mereka mengungkapkan rasa senang dengan tersenyum, tertawa, dan menggerakan lengan serta kakinya. Bila rasa senang sangat besar, bayi berdekut atau bahkan berteriak dengan gembira, dan semua gerakan tubuh menjadi makin intensif.
e.  Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya, atau memperlihatkan afeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Bayi mengungkapkan afeksinya dengan memeluk, menepuk, dan mencium barang atau orang yang dicintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar