Jumat, 13 November 2015

Logika : Probabilitas



Probabilitas

I.          PENDAHULUAN
Dalam hidup kita sering mengalamai hal-hal yang mungkin pernah kita alami. Dari kejadian yang pernah kita alami tersebut kadang kita bisa memberikan pandangan kepada orang lain yang sedang mengalami kejadian seperti kita dulu.
Bagi mereka yang lebih kreatif,  kejadian yang pernah dialaminya dimasa lalu atau bahkan kejadian yang dialami orang lain dijadikan ramalan untuk masa depan seseorang, yang dipandangnya menyerupai seseorang tadi. Kadang kita dalam hidup ini perlu yakin adanya kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari ketika kita melakukan suatu kegiatan. Hal ini diperlukan untuk menjadikan perhatian dan pertimbangan dalam kita melangkah dan langkah yang kita ambil dari kejadian-kejadian sebelumnya.
Sebagai gambaran yang realistis, ketika ada teman kita yang terjatuh saat melewati jembatan A, maka kita sebagai orang yang ingin melewati jembatan A mesti perlu dipertimbangkan tentang kejadian sebelumnya. Bisa jadi kita akan mengalami seperti orang-orang sebelumnya ketika melewati jambatan tersebut.
Dalam makalah ini, kami ingin menguak tentang kemungkinan-kemungkinan dalam hidup yang didasarkan pada kejadian-kejadian dimasa lalu. Makalah yang hendak kami susun adalah mengenai Probabilitas atau kemungkinan.

II.       RUMUSAN MASALAH
A.      Pengertian Probabilitas
B.       Macam-macam Probabilitas
C.       Ilmu dan Probabilitas

III.    PEMBAHASAN
A.      Pengertian Probabilitas
Kata Probabilitas sering disebut juga dengan kemungkinan dan peluang. Secara umum probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.


Secara lengkap probabilitas didefinisikan sebagai berikut :
Probabilitas ialah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak”.
Dalam mempelajari probabilitas, ada 3 kunci yang harus diketahui, yaitu:  
1.    Eksperimen,
2.    Hasil (outcame),
3.     Kejadian atau peristiwa (event).
Sebagai contoh, eksperimen dilakukan dengan menanyakan 500 orang mahasiswa apakah mereka akan membeli computer Acer jenis baru atau tidak. Dari eksperimen ini akan terdapat beberapa kemungkinan atau hasil. Misalnya kemungkinan hasil pertama adalah sebanyak 250 orang akan membeli dan sisanya tidak akan membeli. Kemungkinan lain adalah bahwa 310 orang akan membeli dan sisanya tidak akan membeli. Contoh lain dari eksperimen adalah pelemparan sebuah koin. Hasil (outcame) dari pelemparan sebuah koin tersebut adalah “muka” atau “belakang”. Kumpulan dari beberapa hasil tersebut dikenal sebagai kejadian (event).
Probabilitas biasanya dinyatakan dengan bilangan decimal seperti ( 0,50 , 0,25 atau 0,70) atau bilangan pecahan seperti ( 5/10, 25/100, 70/100). Nilai dari probabilitas berkisar antara 0 dan 1. Semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 0, maka semakin kecil kemungkinan suatu kejadian akan terjadi. Sebaliknya semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1 semakin besar peluang suatu kejadian akan terjadi.[1] Maka sudah kita ketahui bahwa konklusi dari segala penalaran induktif memiliki sifat probabilitas, sifat peluang, yang menyebabkan pikiran dapat percaya akan kebenarannya (rational credibility / rational belief). Banyak hal-hal yang kebenarannya tidak dapat diketahui oleh manusia dengan pasti. Akan tetapi berdasarkan pengalaman, manusia tahu bahwa probabilitas itu biasanya benar atau setidak-tidaknya ada kemungkinan benar. Tanpa percaya kepada probabilitas hidup manusia akan mengalami kesulitan-kesulitan yang tidak dapat diatasi. Kata seorang filsuf Inggris: “probability is the guide to life”. Di dalam kehidupannya, manusia sering atau mungkin yang tersering bertindak atas dasar probabilitas. Ini berarti bahwa waktu melakukan tindakan itu, manusia mempunyai harapan, bahwa apa yang dipercayainya secara rasional itu akan benar-benar terjadi atau akan benar-benar ada. Inilah probabilitas peristiwa (the probability of event / facts). Dan manusia memilih tindakan yang satu atas tindakan yang lain berdasarkan tinggi rendahnya probabilitas.[2]
Jadi probabilitas dapat kami simpulkan sebagai pernyataan yang berisi ramalan tentang suatu tingkat kepercayaan tentang terjadinya sesuatu hal yang akan datang dan kepercayaan (keyakinan) tersebut dapat dinyatakan dengan angka.

B.       Macam-macam Probabilitas
Dalam hal ini terdapat dua macam probabilitas, yaitu:
a.    Probabilitas a priori
Probabilitas a priori merupakan suatu probabilitas yang disusun berdasarkan perhitungan akal, bukan atas dasar pengalaman.[3] Probabilitas yang akan terjadi pada suatu peristiwa sudah dapat diketahui sebelum melakukan percobaan. Berapa besarnya probabilitas suatu peristiwa yang akan terjadi didasarkan pada pemikiran yang logis tanpa percobaan. Probabilitas yang ditetapkan demikian itu juga disebut sebagai probabilitas matematik.[4] Misalnya untuk menentukan berapa kemungkinan mata dadu yang akan muncul, maka mempunyai kemungkinan 1/6, karena sebuah mata dadu mempunyai 6 sisi. Jika mata dua mata uang dilemparkan, maka kemungkinan jatuh dengan dua kali sisi depannya adalah ½ x ½ = ¼.[5]
Contoh lain: Seperangkat kartu bridge berjumlah 52, maka kemungkinan munculnya kartu As adalah 4 dari 52 kartu, karena kartu bridge terdiri dari 13 kartu cengkeh hitam, 13 kartu hati merah, 13 kartu berlian merah dan 13 kartu skop hitam. Dan masing-masing dari kartu tersebut terdapat 4 jenis warna yang berbeda dengan angka yang sama.
b.    Probabilitas relatif frekuensi
Probabilitas relatif frekuensi merupakan suatu probabilitas yang disusun berdasarkan statistik atau fakta-fakta empiris, hal ini didasarkan oleh fakta-fakta yang sering terjadi. Seperti probabilitas gagalnya tembakan pistol adalah 5. Maksudnya bahwa setiap 100 kali pistol ditembakkan maka paling tidak 5 kali diantaranya macet. Probabilitas ramalan hujan adalah 90 maksudnya setiap seratus kali ramalah dibuat maka 90 dari ramalan itu benar. Ini semua disusun atas dasar pengamatan atas peristiwanya. Bila kita membaca bahwa wanita yang berumur 26 tahun mempunyai probabilitas 971 yang dapat mencapai 27 tahun, ini berarti bahwa setiap 1000 wanita yang berumur 26 tahun hanya 971 yang dapat mencapai umur 27 tahun, jadi setiap 1000 wanita berumur 26 tahun meninggal 29 orang.[6]
Contoh lain: Probabilitas mahasiswa tidak mengikuti mata kuliah adalah 3 kali pertemuan, maksudnya bahwa setiap 16 kali pertemuan mahasiswa memiliki 3 kali pertemuan untuk berhalangan hadir masuk kuliah.

C.       Ilmu dan Probabilitas
Berdasarkan kenyataan bahwa teori, generalisasi dan kausalitas bersifat probabilistic, maka ilmu-ilmu tidak pernah memberi keterangan yang pasti tentang peristiwa-peristiwa. Teori dan keterangan yang diberikannya bersifat kemungkinan. Ini perlu kita sadari bahwa ilmu itu tidak pernah berpretensi untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat mutlak. Ia berbeda dengan ilmu perdukunan yang berani menyatakan misalnya: pakailah ramuan ini, pasti anda akan menjadi cantik. Berbeda dengan ilmu yang paling-paling akan menyatakan: pakailah lulur ini, 75% kulit anda akan bersih bersinar. Meskipun penjelasan yang diberikan oleh ilmu adalah penjelasan probabilistic, namun probabilistic yang dapat dipertanggungjawabkan, karena ia akan disusun berdasarkan pengalaman.
Teori ilmu memberikan kepada kita pengetahuan sebagai dasar kita mengambil keputusan. Keputusan yang kita ambil berdasarkan keterangan keilmuan itu, dengan memandang resiko yang bakal kita hadapi. Misalkan dalam info lalu lintas di acara sebuah televisi memperkirakan kemungkinan 0,8 jalanan ibu kota tidak akan macet (tidak memberikan 1,00 pasti tidak macet), dan dari keterangan ini kita bisa mengambil keputusan. Perkiraan 0,80 tidak akan terjadi macet berarti ada kemungkinan atau peluang 0,2 terjadi macet. Bila kita sedang di daerah ibu kota dan hendak jalan-jalan berkeliling ibu kota meskipun kita tahu ada peluang 0,2 terjadi macet, kita juga tidak akan mengurungkan niat kita, karena sudah cukup bagi kita jaminan 0,80 tidak terjadi macet. Kecuali kita sangat merasa takut bahwa akan terjebak macet dan kemalaman di jalan dan tidak tahu arah jalan pulang, maka kita akan ragu-ragu untuk memutuskan berkeliling jalanan ibu kota. Kalaupun kita memutuskan pergi kita akan mengajak orang yang sudah paham jalanan ibu kota dan membawa bekal makanan apabila terjebak macet maka tidak akan kelaparan di dalam kendaraan. Jadi tindakan yang akan kita ambil berdasarkan resiko yang mungkin timbul dari pilihan kita berkaitan dengan probabilitas yang ada. Demikianlah nilai probabilitas ilmu bagi kehidupan kita.[7]


[1] J, Supranoto. STATISTIK Teori dan Aplikasi.  Jakarta : Erlangga. 2000. Hal 309
[2] R.G.Soekadijo, Logika Dasar, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1994. Hal 169
[3] Mundiri. Logika. Jakarta: Rajawali Pers. 2009. Hal 208
[4] Op Cit. R.G.Soekadijo. hal 170
[5] Op Cit. Mundiri. Hal  208
[6] Ibid. Mundiri. Hal 209
[7] Ibid. Mundiri. Hal 209-210

Tidak ada komentar:

Posting Komentar